Sabtu, Oktober 08, 2011

Semua Akan Menjadi Indah Pada Waktunya


Kun Fayakun!
Ribuan galaksi terminate dalam kedipan mata
Tapi tak..
Dia mencipatanya dalam enam masa
Kun Fayakun!
Semesta raya luruh seketika
Tapi tak..
Dia kabarkan tanda-tanda kehancurannya
Aha!
Pasti Tuhanku tidak sedang bermain-main
ApalagI main dadu, kapok, rolet, cap jie kia….
Subhanallah….
Dia sedang mengajar manusia
Bahwa semua akin menjadi indah pada waktunya



dikutip dari : 

SeemangArt,,,,,///

Today is the first day of the rest of your life
Yesterday is a dream and tomorrow is a vision
Today well-lived as if it is the only day you have
Make every yesterday a dream of happiness
And every tomorrow a vision of hope

“dikutip dari Buletin Buddhajayanti ( Media Komunikasi Vihara Girinaga
Edisi ke-100, September 2009

Jumat, Oktober 07, 2011

Untitled



Tuhan tidak menghukum dirimu dengan semua masalah yang datang padamu.
Tuhan juga tidak membencimu dengan penderitaan yang menghampirimu,
Tuhan juga tidak mencacimu dengan aib yang ada dalam dirimu,
Tuhan juga tidak merendahkanmu dengan segala kekuranganmu,
Tuhan juga tidak marah dengan semua musibah yang menghadangmu,
Tetapi...
Tuhan hanya ingin kau tahu
Bahwa Tuhan sangat menyayangimu
Tuhan mengujimu dengan berbagai masalah, penderitaan, aib, kekurangan, musibah
Tapi andaikan engkau tahu dan engkau mau mengetahuinya
Dibalik itu semua
Ada banyak hikmah dan ibroh yang bisa kau renungkan
Tuhan mengujimu atas semua berbagai penderitaan, kesulitan, penyakit, dan kekurangan
Hanya satu visi dan satu dasar
Tuhan ingin menaikkan derajatmu dan Tuhan sangat sayang kepadamu.
_sure_

Aku Lemah Ya Robb


Disaat aku tak dapat ungkapkan semua rasa yang terasa menghujamku,
Disaat itulah aku merasa berkecamuk bersama semua rasa itu.

Disaat aku tak tahu lagi apa yang harus aku perbuat,
Disaat itulah aku merasa menjadi orang yang paling tak berguna.

Disaat aku tak bisa meraih cita & asaku,
Disaat itulah aku merasa bahwa aku lemah tak berdaya.

Disaat aku merasa kesepian karena semuanya terlalu sibuk untuk sekedar menyapaku,
Disaat itulah aku merasa aku tak punya siapa-siapa.

Disaat aku ingin menorehkan suatu kebaikan namun itu terasa sulit bagiku,
Disaat itulah aku merasa sakit yang sangat mendera.

Disaat aku ingin menyapa seseorang namun bibir dan hati ini terasa bungkam,
Disaat itu aku merasa bahwa aku sangatlah angkuh dan acuh.

Disaat aku menganggap segala hal itu adalah sepele,
Disaat itulah aku merasa aku tak punya rasa tanggung jawab.

Disaat aku ingin menjejakkan kaki untuk melakukan hal-hal positif namun aku kehilangan arah dan akal pikiranku,
Disaat itulah aku merasa bahwa aku adalah manusia paling bodoh di duni fana ini.

Disaat aku mendengar seruan nan agung tuk mengingat_Nya sejenak namun aku tak pedulikan itu,
Disaat itulah aku merasa bahwa hatiku telah mati, jiwaku lalai, dan ragaku kaku membisu.

Tetapi disaat itu juga, hati kecilku menjerit memaki diriku sendiri.

Ya Robb, disaat hati ini telah dapat secercah nur_Mu,
Hamba memohon kepada_mu, abadikan nur itu agar selalu menyinari jalanku,
Agar hamba selalu meniti jalan lurus_Mu.

Ya Robb, disaat kau hati ini telah Engkau bukakan pintu hidayah dari_MU,
Hamba memohon kepada_Mu ya Rahman lagi Rahim,
Janganlah Engkau tutup pintu itu dan janganlah Engkau goyahkan hatiku.

Aku Tak Bisa Meraihmu


Aku mengagumnya
Meski aku tahu aku takkan mampu untuk menggapainya
Meski aku tahu aku tak ada dihatinya
Meski aku tahu dia tak sadar aku mencintanya

Dia..
Oh dia..
Aku sangat mencintainya
Aku sangat mengharapkannya

Tuhan..
Terimakasih..
Atas rasa ini
Cinta ini
Meski terasa sakit
Tapi aku juga bahagia
Aku bisa merasakan betapa indahnya cinta
Meski aku tak bisa memilikinya
Karena aku tahu Tuhan
Cinta tidak harus memiliki

Tuhan..
Hanya satu pintaku
Tolong jaga dia
Lindungi dia
Berkahi dia
Rengkuhlah dia
Bimbinglah dia
Menuju ridho-Mu


Tuhan..
Sampaikan rasaku lewat lembutnya hembusan sang bayu
Hadirkan aku dalam mimpinya
Untuk malam ini saja
Aku hanya ingin berkata : "Semoga kau bahagia"

Tuhan .
Terima kasih
Atas rasa ini
Cinta ini
Aku sangat bahagia
Bisa mengagumnya

Disini dan karunia-Nya


laksana air
mengalir pelan namun pasti
begitu juga sang angin
terus berlari melawan hari
disini
dibumi pertiwi ini
aku bulatkan tekadku
membuka semua tabir mimpi
menjejakkan kaki
menapaki hari
bersama harapan samar
tapi aku tak meragu
dengan semua jalanku
ini pilihanku
ini hidupku
dan inilah aku
terus berlari
tanpa henti
disini
ditanah air tercinta
aku memulai kisahku
merangkainya bersama indahnya untaian sang mawar melati
menghiasinya dengan warna pelangi
semu tapi nyata
bukanlah sebuah fatamorgana yang mendusta
terlihat hidup dan asli
sejuta kilau gemintang tampak tabur menawan
menambah eloknya sang malam
sempurna
dan inilah kuasa-Nya

Fatamorgana


Fatamorgana yang sempat aku tanyakan padamu
Tak usah kau perhitungkan dalam aritmatika
Tak usah kau lukiskan dalam kanvas putihmu
Tak usah kau dendangkan bersama nada-nadamu
Tak usah jua kau torehkan dengan pena sajak-sajakmu
Tak usah pula kau renungkan dalam indah khayalanmu


Mimpi berlalu dalam balutan keheningan pagi
Bersama fatamorgana yang sempat aku tanyakan itu
Luluh seketika dijerat sinar nirwana
Lenyap tanpa menghilangkan jejak mulia


Fatamorgana yang sempat kau tanyakan padamu
Bukanlah obrolan belaka
Bukan pula sanjungan bagi engkau
Bukan pula kehormatan yang kau impikan


Fatamorgana yang sempat aku tanyakan padamu
Berlalu seiring berlalunya sang waktu
Tak dapat dihentikan
Tak dapat jua kau lambankan atau kau percepat langkahnya
Karena kau bukan pengemudinya

Oh Ibu


Matanya berbinar
Pancarkan tulusnya cinta dan kasih sayang
Beta tahu
Meskipun telah mencapai usia senja
Tapi engkau tetap bertekad baja berhati samudra
Setiap detak jantungnya
Hembusan nafasnya
Denyut nadinya
Aliran darahnya
Teriring buliran-buliran do’a sahaja
Terlantun menembus dinding-dinding surga
Menyelinap ke setiap sudut jiwa hampa
Mencoba tuk mencari keagungan Sang Pencipta
Memohon petunjuk-Nya
Memohon rahmat dan taufiq-Nya
Untuk keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat


Sajak untuk Bangsaku



Ingin kuceritakan padamu
Tentang Kisahnya
Terpuruk disudut kota tua
Menghitung hari menahan derita
Berselimutkan debu-debu kedustaan
Bertabur serpihan keangkuhan
Berbalut kemurkaan yang maniacal
Bersemayam bersama sajak-sajak nestapa

Sang waktu tak enggan tuk bicara
Bahkan tuk cerita
Tentang sandiwara si durjana
Yang telah porak-porandakan persada kita

Hancur
Nestapa
Luka dan lara
Itu yang tersisa
Membekas perih dalam kalbunya
Jadi bingkai kehidupan yang memiriskan

Seketika ombak berkata : “ Musnahalah kau durjana!”
“Bersama badaiku di tengah samudra”
“Terhempas dalam karang-karang”
“Terpelanting dalam jurang yang curam”